Kolaborasi Edukasi – Co-Teaching Program untuk Mata Kuliah Kajian Bahan Ajar STEM (S2) dengan University Putra Malaysia

Malang, 15 Maret 2024.

Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Negeri Malang (UM) menyelenggarakan program kolaborasi pengajaran dalam mata kuliah Kajian Bahan Ajar STEM Pendidikan Dasar. Program ini melibatkan kerjasama antara dua dosen di UM, yaitu Dr. Aynin Mashfufah dan Dr. Siti Faizah, dengan seorang ahli STEM dari University Putra Malaysia (UPM), Dr. Nurzatulshima binti Kamarudin.

Co-Teaching ini merupakan langkah inovatif dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan internasionaliasi program magister pendidikan dasar UM. Dengan melibatkan mitra pengajar dari Universitas dengan Peringkat QS Top 200, program ini menjanjikan pengalaman belajar yang lebih beragam dan mendalam bagi mahasiswa.

Pertemuan pertama program ini dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 2025 secara daring, menandai awal dari serangkaian pertemuan yang dirancang untuk menggali konsep-konsep dalam Kajian Bahan Ajar STEM. Program ini akan berlangsung dalam empat pertemuan, dengan satu pertemuan di antaranya akan dilakukan secara luring di UM.

Dalam pertemuan daring pertama, para mahasiswa diperkenalkan dengan gagasan-gagasan dasar dalam pembelajaran STEM dan kepentingan integrasi konsep-konsep tersebut dalam bahan ajar untuk pendidikan dasar. Dosen dari UM dan UPM secara bersama-sama memberikan wawasan dan pengalaman praktis dalam pengajaran STEM.

Kaprodi Pendidikan Dasar SPs UM, Prof. Dr. Toto Nusantara, menyambut baik inisiatif kolaboratif ini. “Program co-teaching ini menjadi langkah strategis dalam memperluas wawasan mahasiswa dan menghadirkan perspektif global dalam pengajaran. Kami percaya bahwa keragaman pengalaman dan pengetahuan yang dibawa oleh dosen tamu dari UPM akan sangat berharga bagi perkembangan profesionalisme mahasiswa kami,” ujarnya.

Kolaborasi antar universitas seperti ini tidak hanya meningkatkan kualitas pengajaran, tetapi juga memperkaya pengalaman belajar mahasiswa dalam lingkungan akademik yang inklusif dan internasional. Diharapkan, program ini akan menjadi contoh bagi inisiatif serupa di masa depan, memperkuat kerjasama antar lembaga pendidikan tinggi untuk meningkatkan mutu pendidikan di tingkat global [TNS24].

Share your thoughts