Batik Ecoprint termasuk kedalam kegiatan membatik dengan memanfaatkan sejumlah bahan alam sebagai pewarna alami seperti beragam jenis dedaunan dan juga bunga. Ecoprint memiliki konsep ramah lingkungan yang tidak menimbulkan pencemaran. Konsep ini dikenalkan oleh studio Redsoga.
Studio Redsoga berlokasi di wilayah Batu, Jawa Timur. Di tempat ini pemilik studio Redsoga, Sugeng Pribadi menyambut baik mahasiswa asing dengan memberikan informasi mengenai sejarah berdirinya studio, tata cara pembuatan batik, detail mengenai bahan-bahan alami yang dapat digunakan dalam pembuatan batik, dan membuat batik bersama dengan mahasiswa asing tersebut. Mahasiswa asing yang datang ke Redsoga merupakan peserta ABET 2023.
Penyampaian Materi tentang Batik Ecoprint oleh Sugeng Pribadi Selaku Pemilik Studio Redsoga
Para mahasiswa asing yang mengikuti short course ABET 2023 selama kurang lebih satu minggu, dan kegiatan yang dilaksanakan di studio Redsoga berlangsung selama 2 hari, yaitu pada tanggal 27 Juli 2023 hingga 28 Juli 2023. Kegiatan yang dilakukan di hari pertama, yaitu penyambutan yang dilakukan oleh Sugeng Pribadi selaku pemilik Studio Redsoga. Setelah prosesi penyambutan, kegiatan dilanjutkan dengan pemberian informasi oleh Sugeng Pribadi mengenai batik ecoprint, bahan-bahan alami yang dapat digunakan untuk membatik, cara membuat batik ecoprint yang baik, serta praktik secara langsung pembuatan batik.
Demonstrasi Pembuatan Batik Ecoprint oleh Sugeng Pribadi
Proses pembuatan batik yang dilakukan oleh peserta dengan merendam kain ke dalam berbagai jenis air. Di lokasi Studio Redsoga sudah disediakan beragam jenis air seperti air cuka, air tunjung, dan air kapur untuk menjadi bahan merendam kain. Tak hanya menyediakan beragam bahan untuk merendam saja, di studio Redsoga juga menyediakan alat-alat yang menunjang pembuatan batik ecoprint seperti beragam dedaunan dan bunga sebagai pewarna alami serta motif dari pembuatan kain batik. Setelah peserta menyelesaikan pembuatan dari kain batik, sebelum dilakukan pengeringan terhadap kain batik ecoprint, proses yang harus dilalui yaitu dengan mengukus kain batik yang sudah di tempel beragam daun dan bunga selama 2 jam di alat khusus. Kegiatan di hari pertama di akhiri dengan menjemur kain batik dan didiamkan selama semalam untuk hasil yang maksimal.
Evaluasi Hasil Batik Ecoprint oleh Sugeng Pribadi
Kegiatan di hari berikutnya, yaitu dengan mengevaluasi pembuatan kain batik ecoprint yang sudah jadi. Para peserta juga diberikan apresiasi kenang-kenangan oleh Sugeng Pribadi selaku pemilik Studio Redsoga. Setelah mendapatkan kain batik ecoprint dan kenang-kenangan, peserta menyampaikan rasa terimakasih dan pembuatan batik ecoprint menjadikan pengalaman berharga bagi mereka. Mahasiswa asing yang mengikuti workshop di Red Soga juga menyampaikan bahwa pengalaman membuat batik ecoprint merupakan pengalaman pertama bagi mereka, sehingga mereka ingin mengaplikasikan di negara asalnya mengenai pengalaman seni yang mereka dapatkan. Proses memperkenalkan batik ecoprint ini diharapkan dapat mampu memperkenalkan seni budaya menjadi lebih luas dan mendunia.
Salah Satu Peserta ABET 2023 dari Malaysia Ayu Ashilla Binti Mustapa, Foto Bersama dengan Sugeng Pribadi dan Hasil Karyanya